Tim Dream Menanam Nilai Antikorupsi Sedari Dini Melalui Pengoptimalan Penggunaan KTM

MedanTalk

Absensi adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seorang mahasiswa sebagai penanda awal perjalanan menuju sebuah niat suci bernama “skripsi”. Klasik, namun bertahun-tahun tetap menjadi pembahasan yang cukup menarik. Bila absensi tak terpenuhi, maka tidak dapat mengikuti ujian. Imbas dari tidak mengikuti ujian adalah tidak dapat mendapat nilai / mendapat nilai buruk. Konsekuensinya adalah mengulang mata kuliah tersebut dan menghambat proses mulus menuju “skripsi” bukan?.

Mahasiswa pada umumnya pernah sekali – dua kali melakukan “aksi solidaritas” yang dijuluki titip absen. Miris memang menjadi kurir absen. Namun sering dianggap tidak “setia kawan” jika enggan melaksanakan titip absen. Akibatnya adalah, rasa was-was takut ketahuan oleh sang dosen sepanjang perkuliahan dan merasa tidak enak dengan teman sendiri. Untuk itulah, Tim Dream hadir memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Tentu sebuah tantangan yg sulit utk memberantasnya. Sebuah absensi digital pertama yang terintegrasi langsung dengan direktori mahasiswa USU (www.usu.ac.id) diluncurkan di Universitas Sumatera Utara untuk mengentaskan angka kecurangan titip absen sekaligus meringkankan tugas sang dosen dalam mengabsen secara manual. Cara penggunaannya adalah dengan scan Kartu Tanda Mahasiswa dan face scan pada webcam  yang telah terpasang di komputer kelas. Alat ini sudah terpasang di Program Studi Ilmu Politik (FISIP) dan Program Studi Kimia (FMIPA) sebagai wujud implementasi nyata. Adapun perujukan menggunakan alat ini karena Tim Dream yang beranggotakan dari tiga gabungan fakultas yang berkolaborasi, yaitu FISIP, FMIPA, dan FH menjadi simbol keberagaman dalam kedamaian di Universitas Sumatera Utara. 

Mengelola diri generasi millenial sekarang, sama halnya seperti anggota Tim Dream, menyadari perubahan terjadi karena teknologi digital. Mengulik kecanggihan gawai saat ini, ada dua hal yang perlu kita lakukan dalam menghadapi teknologi. Kita tidak mampu mencegahnya, namun kita bisa mengantispasinya. Dengan terlibat dalam perubahan akan mendorong mahasiswa untuk terus berpikir dan bersikap inovatif, seperti halnya absensi digital ini. Era digital menuntut millenial untuk independen, atau mandiri dalam berperilaku. 

Kondisi dimana harga diri atau reputasi seorang mahasiswa bisa dengan mudahnya rusak karena meremehkan integritas kejujuran absensi yang dianggap “receh” (sepele). Sekalipun seorang itu cerdas, jika ia menyepelekan kewajibannya untuk jujur dalam absensi tetap akan dilabeli sebagai orang yang tak kredibel dan tidak beretika. “Saya merasa terbantu dengan kehadiran absensi digital ini. Karena saya pribadi jika mahasiswa tersebut sudah telat hadir maka langsung tidak saya perbolehkan masuk ke dalam kelas. Padahal sudah ada kontrak perkuliahan di awal pertemuan, tapi sepertinya mahasiswa ini tidak peduli. Bayangkan jika belasan mahasiswa melakukan hal yang sama, tentu akan mengganggu jalannya perkuliahan” ujar Nurman Achmad, S.Sos., M.Soc.Sc., selaku dosen pengampu dari Antropologi.

Dengan slogan #IntegritasAdalahIdentitas, #KamiProdusenPerubahan, dan #BuatJejakMasaDepanmu, Tim Dream berharap seluruh civitas akademika yang ada di Indonesia agar menyadari kita bisa lebih dari sekedar agent of change yaitu produsen perubahan. Karena kami percaya sebuah ungkapan yang mengatakan, jika menanam padi adalah hal yang biasa rumput pun biasanya ikut tumbuh dengan sendirinya tanpa harus ditanam. Namun jika kita menanam rumput, padi tidak akan pernah tumbuh. Dalam artian adalah berucap integritas saja tidak cukup, namun juga diselaraskan dengan pola sikap. Itulah integritas yang sebenarnya kesesuaian antara ucapan.

Menjadi pelopor absensi digital perdana untuk mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, saat ini Tim Dream telah berproses untuk mendaftarkan hak paten ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dibawah bendera Universitas Sumatera Utara.




Leave a Reply