Dalam waktu dekat, pola linimasa Instagram akan berubah. Saat membuka aplikasi, bukan unggahan terbaru dari teman yang terpampang di layar teratas. . “Linimasa pertama-tama akan memperlihatkan momen-momen yang kami yakini paling penting bagi pengguna,” kata Instagram melalui blog resminya, sebagaimana dikutip KompasTekno, Rabu (16/3/2016). Artinya, mekanisme linimasa tak lagi berbasis real-time. Foto atau video linimasa teratas bisa jadi telah diunggah teman sejak berjam-jam lalu. Untuk ini, layanan berbagi foto dan video tersebut punya alasan tersendiri. Menurut Instagram, pertumbuhan basis pengguna layanannya semakin tinggi. Satu netizenbisa mengikuti ratusan ribu akun dan diikuti puluhan juta akun. Dengan kondisi demikian, semakin deras unggahan yang mengalir, semakin kerap pula pengguna luput dari konten yang dibagi teman. Temuan Instagram menyebutkan, rata-rata pengguna melewatkan 70 persen unggahan teman di linimasa. Padahal, bisa jadi konten yang terlewatkan adalah konten yang diangggap penting dan menarik. Untuk itu, dalam beberapa bulan ke depan, linimasa teratas akan diisi konten teman yang sesuai ketertarikan prioritas pengguna. Hal tersebut diketahui dari kebiasaan pengguna memberi “like” pada jenis konten tertentu. Selain itu, kedekatan hubungan pengguna dengan pengguna lain juga diperhatikan. Meski begitu, Instagram sadar keputusannya dapat mengecewakan beberapa pihak. Untuk itu, “kami akan selalu mendengar respons pengguna,” kata layanan di bawah naungan Facebook tersebut. Instagram juga menegaskan bahwa semua unggahan teman tetap tertera di linimasa tanpa ada yang dianaktirikan. “Hanya saja cara menampilkannya yang diubah,” begitu tulis Instagram

MedanTalk

Medan Talk: Dalam waktu dekat, pola linimasa Instagram akan berubah. Saat membuka aplikasi, bukan unggahan terbaru dari teman yang terpampang di layar teratas.
.
“Linimasa pertama-tama akan memperlihatkan momen-momen yang kami yakini paling penting bagi pengguna,” kata Instagram melalui blog resminya, sebagaimana dikutip KompasTekno, Rabu (16/3/2016). Artinya, mekanisme linimasa tak lagi berbasis real-time. Foto atau video linimasa teratas bisa jadi telah diunggah teman sejak berjam-jam lalu.

Untuk ini, layanan berbagi foto dan video tersebut punya alasan tersendiri. Menurut Instagram, pertumbuhan basis pengguna layanannya semakin tinggi. Satu netizenbisa mengikuti ratusan ribu akun dan diikuti puluhan juta akun.
Dengan kondisi demikian, semakin deras unggahan yang mengalir, semakin kerap pula pengguna luput dari konten yang dibagi teman.

Temuan Instagram menyebutkan, rata-rata pengguna melewatkan 70 persen unggahan teman di linimasa. Padahal, bisa jadi konten yang terlewatkan adalah konten yang diangggap penting dan menarik.

Untuk itu, dalam beberapa bulan ke depan, linimasa teratas akan diisi konten teman yang sesuai ketertarikan prioritas pengguna.

Hal tersebut diketahui dari kebiasaan pengguna memberi “like” pada jenis konten tertentu. Selain itu, kedekatan hubungan pengguna dengan pengguna lain juga diperhatikan.

Meski begitu, Instagram sadar keputusannya dapat mengecewakan beberapa pihak. Untuk itu, “kami akan selalu mendengar respons pengguna,” kata layanan di bawah naungan Facebook tersebut.

Instagram juga menegaskan bahwa semua unggahan teman tetap tertera di linimasa tanpa ada yang dianaktirikan. “Hanya saja cara menampilkannya yang diubah,” begitu tulis Instagram

View in Instagram ⇒

Follow social Media kami Instagram @MedanTalk ; Twitter @Medan

Leave a Reply