. LETUSAN MAHA DAHSYAT GUNUNG KRAKATAU 26 Agustus 1883 – Tepat hari ini 132 tahun yang lalu, selat sunda bisa diibaratkan sebagai sebuah neraka. Sebab, Gunung Krakatau yang tidur panjang selama 200 tahun akhirnya meletus, atau lebih tepatnya meledak hingga hancur. Dalam laporan resminya, ledakan ini dikatakan 10 ribu kali lebih besar dari bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, memicu dua tsunami dan menghilangkan pulau. Korban tewas dari kejadian ini mencapai sekitar 35 ribu orang. Tapi beberapa cerita lainnya menyebutkan korban mencapai lebih dari 120 ribu orang, hingga kerangka-kerangka manusia dapat dengan mudah ditemukan di samudera Hindia dan pantai timur Afrika sampai jangka waktu satu tahun setelah ledakan. Suara ledakan Krakatau sampai saat ini masih tercatat sebagai yang paling keras di muka bumi. Kerasnya suara itu terdengar hingga radius 4600 kilometer, dan siapapun yang berada di radius 10 kilometer dipercaya akan tuli karena suara itu. Asap dari letusan itu sendiri menyebabkan perubahan iklim secara global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanik yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya, sementara bulan menjadi biru karena terimbas abu vulkaniknya. Setelah letusan tersebut, Gunung Krakatau hancur lebur. Kemudian pada tahun 1927, muncul gunung berapi baru yang terus tumbuh dan sangat aktif dengan terus-menerus bererupsi. Gunung ini kemudian dikenal dengan nama Anak Krakatau. Gunung Anak Krakatau adalah satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau oleh NASA melalui satelit Earth Observing-1. Alasan NASA terus memantau Anak Krakatau adalah karena faktor historis, keaktifan dan pertumbuhannya. Apakah sang Anak Krakatau ini juga akan membuat ledakan dahsyat seperti induknya?

MedanTalk

Instagram filter used: Normal

View in Instagram ⇒

Leave a Reply